Rabu, 16 Maret 2022

DIBALIK MIE SIAP SAJI

 DIBALIK MIE SIAP SAJI

Semua orang pasti mengenal makanan siap saji yang bernama mie instan. Selain mudah didapat, varian makanan ini bermacam-macam dengan aroma yang sedap menggoda. Hanya saja, dibalik sifat praktis dan rasanya yang sedap ini, mie instan ternyata memiliki sejumlah resiko, jika dikonsumsi secara terus menerus. Menurut sejumlah hasil penelitian, terlalu sering mengonsumsi mie instan dapat meningkatkan resiko munculnya penyakit kanker, ginjal dan usus buntu. Pada beberapa kasus, mengonsumsi mie instan berlebihan juga dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas.



Jika Anda biasanya mengonsumsi mie instan tiap hari, belajarlah untuk mulai menguranginya dengan kisaran waktu dua sampai tiga hari dan lakukan sampai Anda tidak lagi mengonsumsi mie instan sama sekali. Menurut beberapa penelitian, ternyata di dalam mie instan terdapat kandungan lilin yang membahayakan kesehatan. Kandungan lilin dalam mie instan berguna agar pada saat mie direbus maka mie tidak lengket satu dengan lainnya. Jika kita sering mengonsumsi mie instan berarti kita juga sudah memasukkan banyak kandungan lilin ke dalam tubuh kita. Kandungan lilin tersebut dapat merusak sistem kerja pencernaan dalam tubuh karena mie instan baru dapat dicerna dalam waktu minimal 2 hari.

Selain kandungan lilin, di dalam mie instan juga mengandung natrium yang dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan maag. Jika mie instan dikonsumsi berlebihan dalam waktu yang cukup lama, kandungan natrium ini tentu secara signifikan dapat memunculkan penyakit-penyakit itu. Mie instan juga memiliki kandungan zat-zat lain yang dapat membahayakan kesehatan tubuh kita, seperti MSG dan penguat rasa. 

Jika Anda masih ingin mengonsumsi mie instan, namun ingin tetap sehat, maka Anda harus mengikuti saran penyajian. Dalam membuat mie instan, jangan memasak bumbu mie instan secara bersamaan dengan mienya, karena jika bumbu mie instan dimasak di atas suhu120 oC dapat memicu terjadinya sel kanker.

Sabtu, 05 Maret 2022

Teknik "LaCAk" saat Pandemi

 

Teknik Penilaian “LaCAk” saat Pandemi

Oleh :

Siti Dhomroh, S. Pd

 

Latar Belakang

Saat pandemic Covid-19 melanda negeri tahun 2020, sektor pendidikan sangat terdampak luar biasa. Semua aktivitas di sekolah terhenti dan berpindah tempat ke rumah masing-masing dengan pembelajaran online. Sebagai seorang guru, saya merasakan bahwa pembelajaran online ini tidak maksimal. Menyampaikan materi dan menkondisikan peserta didik saat online, jauh dari harapan. Saya tidak dapat melihat langsung bahasa tubuh mereka, respon mereka bisa menerima atau tidak terhadap materi yang diajarkan sangat sulit, akibatnya sebagai guru harus menerima hasil apapun yang dicapai peserta didik. Guru harus percaya atas apapun usaha yang dilakukan peserta didik baik saat proses belajar online maupun saat penilaian.

Hilangnya kesempatan peserta didik untuk memperoleh pendidikan secara efektif di sekolah menyebabkan penurunan penguasaan kompetensi, meskipun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah merancang perubahan Kompetensi Dasar di saat kondisi darurat ini. Penilaianpun dilakukan dengan menyesuiakan keadaan.

Kondisi ini diperburuk dengan kebiasaan baru anak yang harus selalu beraktivitas dengan gadgetnya. Aktivitas melalui gadget memiliki godaan yang luar biasa, karena anak bebas mengakses semua informasi yang mereka sukai. Tak jarang mereka lalai dengan tugas sekolahnya.

Seiring dengan berjalannya waktu penurunan angka Covid-19, pemerintah memberikan ijin untuk melaksanakan PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas). Dimulai dari diperbolehkannya melakukan program “guru kunjung” sampai dengan tatap muka dengan sistem shift atau block, namun proses pembelajaran ini memiliki waktu yang sangat terbatas. Guru harus dapat menyesuaikan pembelajaran dalam keadaan dan kondisi apapun.

Proses pembelajaran pada masa transisi dan kebiasaan baru ini, peserta didik belajar kembali menyesuaikan dengan kondisi barunya. Keterbatasan waktu dan kurangnya motivasi peserta didik menuntut guru mencari cara atau solusi agar pembelajaran berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Asesmen berasal dari kata latin “Assidere” yang artinya duduk bersama atau bersebelahan. Jadi ini merupakan sesuatu yang kita lakukan bersama dengan dan untuk peserta didik. (Wiggins, Cites in Green 1998)

Seringnya peserta didik tidak mengerjakan tugas rumah saat dilakukan pemeriksaan oleh guru, menyebabkan guru berfikir untuk melakukan penilaian formatif secara langsung setelah proses pembelajaran dengan teknik “LaCAk”.

Teknik penilaian “LaCAk” atau Langsung Cepat dan Akurat merupakan cara penilaian yang dilakukan secara langsung dan segera saat pembelajaran yang berpatokan pada ketepatan hasil dan kecepatan waktu. Karena berpacu dengan waktu maka peserta didik akan berusaha aktif mencari solusi penyelesaian soal itu. Dalam penilaian ini, peserta didik berlomba untuk menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat. Peserta didik yang menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat akan mendapatkan nilai 100 dan akan berkurang nilainya seiring dengan pertambahan waktu.

Langkah-langkah

1.     Perencanaan

a.      Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi meteri yang akan dipelajari, metode yang digunakan, instrumen penilaian yang digunakan, cara penilaian dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal-soal.

b.     Menetapkan indikator rentang waktu penilaian.

 

Tingkat Kesukaran Soal

Waktu (menit)

Nilai

Mudah

0 – 1

1 – 2

2 – 3

3 – 4

4 – 5

100

90

80

70

60

Sedang

1 – 2

2 – 3

3 – 4

4 – 5

5 – 6

100

90

80

70

60

Sukar

1 – 3

3 – 4

4 – 5

5 – 6

6 – 7

100

90

80

70

60

TabTabel 1. Indikator penilaian terhadap tingkat kesulitan dan waktu

 

2.     Pelaksanaan

a.    Setelah guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan, maka sebagai tahap akhirnya adalah proses penilaian.

b.    Penilaian ini dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok (maks. 2 orang) sesuai dengan materi yang sedang berlangsung.

c.      Guru menginformasikan tata cara penilaian yang akan dilakukan.

d.    Guru memberikan soal dengan 3 kategori, yaitu mudah, sedang dan sukar. Pemberian soal dimulai dari yang paling mudah ke yang sukar secara bergantian.

e.   Soal diberikan dengan memanfaatkan smartphone yaitu melalui Quizizz, WhatsApp atau Google Forms.

f.  Melalui Quizizz, peserta didik berpacu dengan sesama temannya untuk mendapatkan peringkat teratas.

g.   Jika melalui WhatsApp, maka peserta didik dapat mengumpulkan langsung di meja guru atau di tempel di papan tulis sesuai dengan kategori waktu sesuai dengan materi saat itu.

h.     Jika melalui Google Forms, maka guru akan mengolah hasilnya berdasarkan kategori waktu pengerjaan.

i.       Penilaian ini sebagai penilaian harian yang digunakan untuk perhitungan dalam pengolahan nilai rapor.



                                         Gb.1 Pelaksanaan Penilaian LaCAk


Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan dalam menggunakan teknik penilaian “LaCAk”, antara lain :

1.     Peserta didik termotivasi untuk belajar fisika.

2.     Peserta didik lebih aktif dan cekatan menyelesaikan soal-soal fisika.

3.     Peserta didik lebih mandiri dan percaya diri dengan kemampuannya.

4.     Guru menghargai hasil belajar peserta didik karena usahanya.

Sedangkan kelemahan menggunakan teknik penilaian “LaCAk”, antara lain:

1. Peserta didik yang memiliki kemampuan rendah, terlihat gugup dalam menyelesaikan soal.

2. Peserta didik yang malas, berusaha mencari contekan temannya agar cepat selesai.

3. Memerlukan waktu untuk penilaian.

 

Respon Peserta Didik

Untuk mengetahui tanggapan peserta didik tentang teknik penilaian “LaCAk” ini, penulis menyebarkan survei angket dengan menggunakan Google Forms dan meminta beberapa peserta didik memberikan testimoninya.

Hasil survey angket diperoleh 87% peserta didik menyukai proses pembelajaran dengan penilaian langsung dan cepat, 98% peserta didik termotivasi dengan teknik “LaCAK” dan 92% peserta didik menginginkan teknik penilaian ini digunakan untuk semua materi.


  

                                                    Gb.2 Testimoni Penilaian LaCAk

Dari testimoni peserta didik mengatakan bahwa teknik penilaian langsung dan cepat, membuat mereka termotivasi untuk belajar dan menyegerakan untuk menyelesaikan soal.

 

Tindak Lanjut

Pada masa PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas), teknik penilaian ini dapat mengatasi masalah learning loss dan rendahnya motivasi belajar peserta didik akibat pandemik Covid-19. Teknik penilaian ini dapat juga digunakan oleh guru mata pelajaran lain dengan menggunakan variasi soal berdasarkan kekhasan mata pelajaran itu. Untuk peserta didik yang memiliki motivasi rendah, Teknik penilaian “LaCAk” ini dapat digunakan sebagai solusi penilaian kapan saja dan di mana saja dengan menggunakan teknologi komunikasi.

Ibu dalam Irama Gadget

 

Ibu dalam Irama Gadget

Oleh : Siti Dhomroh

 

Siapa yang tidak kenal benda yang satu ini. Bendanya kecil, pintar, simple bisa dibawa kemanapun dan bisa menyimpan data seperti memori otak manusia. Anak belum genap berumur satu tahun saja sudah mengenal benda ini melalui ibunya. Iya…betul…gadget. Sebuah alat komunikasi yang memiliki banyak fungsi dengan dilengkapi berbagai macam fitur yang berbeda. Gadget ini selalu mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman saat ini.

Gadget bisa mengakses informasi yang dibutuhkan dengan tak terbatas. Dengan adanya alat ini, kita didekatkan dari yang jauh, namun juga dijauhkan dari yang dekat. Bagaimana tidak? Jika kita telah asyik dengan gadget maka kita akan lupa dengan sekitar kita, lupa dengan waktu yang telah menjadi prioritas hidup kita. Kita mampu berjam-jam bersama dengan gadget, namun kita tidak mampu berlama-lama dengan Sang Pemilik Hari.

Seorang suami atau istri, jika sedang berada dalam dunia gadgetnya maka mereka tidak memperdulikan satu dengan yang lain. Akibatnya sering terjadi pertengkaran antara suami dan istri, karena merasa sudah tidak lagi dipedulikan, tidak lagi diperhatikan, mereka lebih mementingkan gadget. Demikian juga anak dan orangtua, jika mereka sudah memegang gadget, maka perhatian keduanya semakin berkurang. Sering terjadi, anak asyik dalam dunianya sendiri, begitupun orangtuanya. Mereka tidak lagi harmonis dalam keluarga, tidak ada lagi canda tawa, senda gurau yang saling membahagiakan.

Saat ada kegiatan berkumpul, rapat resmi ataupun pertemuan-pertemuan tidak resmi, kadang kita tidak focus lagi tentang apa yang sedang dibahas dalam kegiatan itu, dikarenakan masing-masing orang asyik sendiri dengan gadgetnya. Saat salah seorang berbicara, maka sikap yang terlihat adalah tetap asyik melihat gadget. Karakter inilah yang sekarang tumbuh di semua lapisan masyarakat.

Seorang ibu jika melihat anaknya sedang rewel menangis, saat diberikan gadget, maka saat itu akan langsung terdiam, mereka berfikir bahwa dengan diberikannya gadget ini akan menjadikan solusi bagi si anak. Jika seorang ibu paham betul tentang bahaya gadget, maka langkah itu tidak akan diambil. Gadget akan mengurangi fungsi syaraf motorik anak dan akan mengganggu fungsi organ-organ lain anak yang masih normal. Anak akan mengalami gangguan tumbuh kembangnya secara normal.

Gadget…oohhh….gadget, engkau begitu penting, melebihi pentingnya dompet. Buktinya saat gadget kita ketinggalan atau hilang, maka kita akan kebingungan seperti orang yang kehilangan identitas. Begitulah efek penggunaan gadget yang sungguh luar biasa di semua kalangan.

Sebagai seorang ibu dan sekaligus guru bagi anak-anak, seharusnya memberikan contoh penggunaan gadget saat di rumah maupun saat berkumpul bersama. Sebagai awal pondasi pendidikan seorang anak adalah keluarga, di mana seorang ibu adalah guru pertama bagi anak. Bahasa yang dikenal anak pertama kali adalah bahasa ibu. Oleh karena itu, begitu besar peran ibu dalam masa tumbuh kembang anak sampai anak itu mengenal lingkungan luarnya. Ibulah yang memberikan pendidikan dasar pada anak agar anak tumbuh sesuai kodrat alam dan zamannya. Karena sejatinya pendidikan itu adalah tuntunan untuk keselamatan dan kebahagiaan hidup.

Irama zaman saat ini begitu gegap gempita dengan berbagai macam jenis gadget dan perangkatnya. Kita dan anak-anak kita tidak bisa lepas dari irama itu. Ditambah lagi dengan kondisi lingkungan anak yang juga sangat mempengaruhinya. Di sinilah peran seorang ibu sangat dibutuhkan. Kontrol penggunaan gadget saat di rumah ataupun saat berkumpul bersama sangat diperlukan. Namun demikian seorang ibu terlebih dahulu harus memberikan contoh teladan dalam penggunaan gadget.

Hal-hal yang harus dilakukan sebagai seorang ibu dalam membatasi dan mengontrol penggunaan gadget pada anak antara lain :

1.     Meluangkan waktu bersama

Seorang anak sejatinya tidak membutuhkan orangtua yang kaya harta, namun mereka lebih membutuhkan orangtua yang kaya dengan waktu. Dalam irama zaman sekarang, bagi orangtua juga berat, dengan banyaknya tuntutan hidup. Meluangkan waktu bersama keluarga adalah hal yang sangat mahal untuk kondisi saat ini. Mengingat anak dan orangtua memiliki kesibukan sendiri-sendiri, dunia mereka sendiri-sendiri akibat pengaruh gadget saat ini.

Sejatinya kebersamaan bersama dengan keluarga sangat dinantikan oleh anak. Apalagi saat orangtua mengajak anak untuk bermain bersama, makan minum bersama, pergi bersama, mandi bersama, mengobrol dan bercerita bersama tentang kegiatan mereka sehari-hari. Begitu indah kebersamaan ini jika dilakukan rutin antara anak dan orangtua.

2.     Membuat kesepakatan jadwal penggunaan gadget

Orangtua harus membuat kesepakatan jadwal dalam penggunaan gadget bersama anak. Terutama bagi anak-anak yang masih usia sekolah. Kesepakatan jadwal ini bertujuan agar anak dapat memanfaatkan waktu sesuai dengan aktivitasnya. Kesepakatan ini melibatkan anak, karena mereka akan berfikir mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Terutama saat waktu belajar, makan, aktivitas fisik lain, berkumpul bersama dan beribadah. Waktu-waktu ini tidak diperbolehkan dilakukan bersamaan dengan aktivitas penggunaan gadget. Namun demikian orangtua juga harus melakukan hal yang sama sesuai dengan kesepakatan.



3.     Memberitahu bahaya penggunaan gadget

Sebagai orangtua tentu sangat menyayangi buah hati belahan jiwanya. Saat berkumpul bersama itulah momen yang tepat untuk memberitahu sang buah hati tentang bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan gadget yang berlebih. Tentu dengan bahasa seorang ibu dengan menyesuaikan umur anak. Tidak perlu sampai menakut-nakuti, tapi kita ajak anak untuk sedikit berfikir dengan menunjukkan bukti-bukti ilmiahnya.

4.     Mengajak anak untuk beraktivitas fisik

Anak-anak dalam masa pertumbuhan sangat memerlukan kegiatan fisik. Dengan kegiatan fisik inilah saatnya anak untuk melupakan gadget sejenak. Saat anak asyik dengan gadgetnya, perlu diingatkan bahwa temannya sedang menunggu untuk beraktivitas di luar. Ini penting dilakukan agar ada keseimbangan dalam semua organ anak. Aktivitas fisik ini antara lain olahraga, bermain ataupun aktivitas lainnya yang berhubungan dengan gerak motorik.

5.     Bersikap disiplin dan tegas

Bersikap disiplin dan tegas dilakukan tidak hanya pada anak, namun juga untuk diri sendiri bahkan pada pasangan. Tegas pada diri sendiri dan pasangan ini penting sekali untuk memberikan contoh pada anak bahwa aturan itu berlaku untuk semua anggota keluarga. Saat salah satu anggota keluarga melanggar aturan, maka sanksi tetap harus diberlakukan pada anggota yang melanggar. Sebagai pioneer dalam keluarga adalah orangtua.

6.     Memberikan permainan atau tugas alternatif

Memberikan permainan atau tugas alternatif pada anak adalah salah satu cara untuk melepaskan gadget dari tangan anak. Meski itu hanya sementara waktu, namun waktu yang sedikit itu akan membuat anak melupakan gadgetnya. Jika anak masih usia sekolah dasar maka permainan semisal ulat tangga, dakon, puzzle, tebak kata atau permainan lain seusia mereka adalah alternatif pengganti gadget. Namun untuk anak-anak usia sekolah menengah, maka orangtua harus memberikan tugas harian sebagai target belajar mereka. Target tugas di sini bukan tugas sekolah, melainkan life skill pekerjaan rumah yang harus mereka selesaikan dan diberikan reward sebagai bentuk penilaiannya. Contohnya, tugas untuk merapikan kamar, merapikan ruangan lain, membersihkan halaman, membersihkan kamar mandi, membersihkan dapur dll.

Senin, 25 Oktober 2021

REFLEKSI PENGELOLAAN PROGRAM MENUMBUHKAN KEPEMIMPINAN MURID MELALUI KEGIATAN DI KELAS DAN SEKOLAH

 

REFLEKSI PENGELOLAAN PROGRAM

MENUMBUHKAN KEPEMIMPINAN MURID

MELALUI KEGIATAN DI KELAS DAN SEKOLAH

 

A.    Latar Belakang

Semua anak sejatinya akan menjadi seorang pemimpin, baik itu pemimpin untuk diri sendiri maupun bagi orang lain. Sekolah sebagai tempat untuk mengembangkan diri menjadi seorang pribadi yang mantap dan tangguh. Tugas guru adalah mengarahkan dan membimbing mereka untuk menjadi seorang pemimpin sekaligus memberi kesempatan mereka untuk mengembangkan jiwa kepemimpinannya.

Untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan murid di sekolah diberikan program pembiasaan yang setiap hari dilakukan. Beberapa kegiatan pembiasaan baik yang telah dilaksanakan di sekolah, baik itu sebelum pembelajaran, saat proses pembelajaran maupun setelah pembelajaran usai, antara lain berdo’a sebelum dan setelah pembelajaran, mengembangkan kepemimpinan bersama guru saat pembelajaran, berpidato secara bergiliran saat kegiatan imtaq, pengembangkan bakat minat saat kegiatan sabtu budaya, kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler.

Dari kegiatan-kegiatan itu, program kepemimpinan seperti apa yang dapat berdampak pada murid?. Kemampuan kepemimpinan seperti apa yang diharapkan ada dalam diri murid dan perilaku apa saja yang ada dalam diri murid dengan kemampuan kepemimpinan yang baik?

 

B.    Aksi Nyata

Program kepemimpinan yang berdampak pada murid baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dimulai dari program pembiasaan dan latihan bertahap. Beberapa aksi nyata yang saya lakukan antara lain :

1.     BERBAGI CERITA

Saat pembelajaran, saya memberi kesempatan kepada murid untuk saling berbagi tentang visi hidup atau bercerita tentang hal-hal menarik yang dialami atau hal-hal yang berkaitan dengan materi saat itu. Kegiatan ini dilakukan berpasangan atau bersama dalam kelompok selama maksimal 5 menit. Kemudian salah satu kelompok yang memiliki cerita paling menarik menurut mereka, menceritakan kembali kepada semua anggota kelasnya selama maksimal 5 menit.

Kegiatan ini dapat saya lakukan pada awal pembelajaran atau saat mereka sudah mulai mengalami kebosanan.

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan komunikasi murid yaitu berbicara dan mendengar, sekaligus melatih kepekaaan dan pikiran positif. Karena 4 kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah komunikasi, membina dan mengarahkan, peka dan berpikir positif.

Selain itu kegiatan ini juga melatih murid untuk memanajemen waktu, selalu memiliki hal-hal yang bisa dibagikan kepada temannya dan menjadikan suasana pembelajaran tidak membosankan.


 

2.     PRESENTASI HASIL DISKUSI KELOMPOK

Presentasi atau mengkomunikasikan hasil diskusi oleh masing-masing kelompok, mungkin sudah biasa dalam sebuah kegiatan pembelajaran, namun presentasi hasil diskusi kali ini saya buat berbeda dari yang lain.

Presentasi ini dilakukan setelah dilakukan penilaian kerjasama semua kelompok. Kelompok yang memiliki keaktifan dan kerjasama yang paling baik berhak memberikan presentasi kesimpulan hasil pembelajaran dan menceritakan tentang kesan pembelajaran hari itu.

Kegiatan ini saya lakukan untuk melatih dan mengembangkan jiwa kepemimpinan murid dalam kelompok kecil dan besar. Selain itu kegiatan ini juga melatih murid untuk bisa berkomunikasi mengungkapkan perasaan setelah mengikuti kegiatan.




3.     PANITIA HUT SEKOLAH

Bertepatan dengan program sekolah yaitu memperingati Hari Ulang tahun sekolah yang ke-38, maka dibentuklah sebuah kepanitian dari unsur murid untuk merancang sebuah acara peringatan dengan memperhatikan aset atau kekuatan yang dimiliki. Tim yang dibentuk inilah yang akan bekerja mengurusi segala hal yang berkaitan dengan acara itu. Tim ini terdiri kepengurusan OSIS dan perwakilan masing-masing kelas.

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih perilaku seperti apa yang harus ada dalam diri murid untuk menjadi pemimpin yang baik. Berlatih untuk menghadapi teman setingkat, adik kelas dan kakak kelas. Kegiatan ini mengajarkan murid bagaimana mengatur waktu antara kegiatan belajar dengan kegiatan dalam tim, karena murid yang memiliki kemampuan kepemimpinan adalah murid yang memiliki kebiasaan memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal baik, jujur, piawai dalam bertutur sapa, menghargai orang lain saat berbicara dan bertanggung jawab dengan pilihannya.




 

C.    Hasil Aksi Nyata

       1. BERBAGI CERITA

          Kegiatan ini saya lakukan dengan bervariasi, baik itu variasi waktu, pasangan cerita maupun tema cerita. Tujuan membuat variasi ini agar tidak terjadi kebosanan dan mendapatkan hal-hal yang baru dan menarik. Kegiatan ini disambut oleh murid dengan sangat antusias, karena mereka senang dengan hal-hal yang dikemas dalam sebuah cerita dengan masing-masing gaya yang dimiliki oleh murid. Terlihat dari wajah mereka  kegembiraan dan pikiran yang lepas tak punya beban.
         Kegiatan ini menjadikan murid saling menghargai dan belajar berkomunikasi, yaitu jika salah satu berbicara maka yang lainnya menjadi pendengar yang baik. Mereka juga akan terlatih untuk mengatur waktu yang diberikan oleh guru. Bagaimana menceritakan sesuatu dengan pembatasan waktu. Mereka juga belajar untuk selalu memiliki sesuatu yang bisa dibagikan kepada rekannya.

         2.     PRESENTASI HASIL DISKUSI KELOMPOK

            Kegiatan ini dirasakan sangat efektif untuk mendorong murid melatih dan mengembangkan jiwa kepemimpinannya. Dalam sebuah kelompok, biasanya akan muncul bibit pemimpin yang langsung kelihatan saat itu. Bagaimana kemampuan seseorang itu dalam hal komunikasi bersama kelompok kecilnya dan bagaimana seseorang itu membawa kelompok kecilnya menjadi kelompok yang sangat spesial.

           Persaingan antar kelompok kecil inilah yang akan mendorong mereka tumbuh dan memiliki jiwa kepemimpinan untuk menuju kelompok yang lebih besar. Kegiatan ini dirasakan oleh murid menjadi sebuah kegiatan yang dinanti, karena mereka berkesempatan untuk bisa menjadi penutup dalam sebuah kegiatan dan mengungkap apa yang telah mereka peroleh hari itu.

        3. PANITIA HUT SEKOLAH

        Kegiatan ini sebenarnya adalah kegiatan yang sangat bergengsi di kalangan murid. Bagaimana tidak? Menjadi seorang ketua panitia dan coordinator tim dalam acara peringatan hari besar sekolah merupakan hal yang didambakan. Membawahi rekan setingkat, adik kelas dan kakak kelas bukan hal mudah, diperlukan mental baja untuk menghadapi itu semua. Menjadi ketua atau coordinator tim dalam sebuah kepanitiaan besar memerlukan kepiawaian dalam bertutur sapa, berani bertanggung jawab terhadap pilihannya.

          Kegiatan ini dirasakan oleh murid sangat bermanfaat karena mereka dapat melatih mental sebagai seorang pemimpin menghadapi berbagai macam karakter teman terutama kakak kelas dan bagaimana memanajemen waktu agar semua tugas terselesaikan tanpa ada mengorbankan yang lain.

 

D.    Perasaan saat Menjalankan Aksi Nyata

Saat menjalankan aksi nyata di kelas, saya merasa senang karena murid memiliki sikap yang antusias dengan apa yang saya programkan. Kegembiraan yang terlihat di wajah mereka menambah rasa syukur saya, bahwa apa yang dikembangkan dalam waktu yang terbatas ternyata berdampak besar terhadap perkembangan jiwa dan mental murid. Tidak selamanya dalam proses pembelajaran seorang guru hanya berkutat pada konten materi saja, namun menghubungkan dengan rasa hati dan jiwa dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan.

Pemberian penghargaan pada seseorang yang telah mencapai target pembelajaran sangat diperlukan, meskipun tidak berupa materi namun memberikan kesempatan kepada mereka untuk tampil di hadapan temannya sangat diperlukan.

 

E.    Pembelajaran

Pembelajaran yang saya dapatkan dalam melakukan aksi nyata ini, adalah bahwa apa yang saya programkan meskipun dalam waktu yang singkat ternyata memberi dampak yang luar biasa pada murid, terutama dalam hal pengelolaan kompetensi sosial dan emosional. Murid terlihat lebih ceria dan segar kembali setelah melepaskan segala rasa yang ada di dada dan belajar untuk berbagi serta saling menghargai dalam berkomunikasi.

Kendala dalam melaksanakan program ini adalah sebagian murid merasa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan jiwa kepemimpinannya karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru. Untuk mengatasi hal ini, guru memberikan jadwal secara bergiliran untuk mengembangkan dan melatih jiwa kepemimpinannya serta memberikan kesempatan untuk melatih secara mandiri bersama teman sejawatnya.

 

F.     Rencana Perbaikan

Pada program menumbuhkan kepemimpinan murid melalui kegiatan di kelas dan di sekolah ini diperlukan guru yang mempunyai sikap terbuka, memberikan kesempatan kepada murid seluas-luasnya pengembangan diri, dan mengarahkan murid dengan baik.

Dibutuhkan seorang kepala sekolah yang mendorong meningkatkan kepemimpinan murid yang memiliki sikap bertanggung jawab, terbuka, dan memberikan kepercayaan terhadap langkah perbaikan dan pengembangan guru dan murid itu sendiri.

Orang tua berperan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak mereka untuk mengembangkan diri dan selalu memantau perkembangan anaknya setiap saat.

 

DIBALIK MIE SIAP SAJI

  DIBALIK MIE SIAP SAJI Semua orang pasti mengenal makanan siap saji yang bernama mie instan. Selain mudah didapat, varian makanan ini ber...